Senin, 24 September 2012

i should be shame..



Pada awalnya saya merasa begitu bersemangat dengan “kepaniteraan klinik” ini
Tetapi entahlah, atmosphere semangad seorang manusia, bener bener ga stabil
Saat ini saya ga ngerti kemana perginya semua semangad saya.??
Capek..
Seperti saat ini, saya merasa pada titik point kejenuhan yang bahkan saya sendiri tidak mampu meraba di mana ujung akan berakhir

“Track workload, crazy shift, stock of assignments, lots of espresso & no more refreshing”

 
Lingkaran rutinitas ini terkadang sungguh membuat penat dan lelah
I’m doing this effort to get my own degree on ners next year
Doing everything from the start about caring in patient,
ini real, nyata, praktek beneran, yang terkadang berbeda cukup jauh dengan teori yang saya baca selama 4 tahun mendekam di kampus

sumpah janji keperawatan 3 bulan yang lalu sungguh bukan sebuah janji yang mudah, ada amanah di sana, ada tanggung jawab di dalamnya
saya pahami itu bahakan 3 bulan yang lalu pun..akan tetapi implementasinya tidak hanya semudah dari sekedar paham akan makna sumpah itu…
menerapkan skill, teori sekaligus caring itu ga mudah “sumpah”

I’m doing everything from start, from zero
Here in this hospital I’m learning all of those skills by doing
Eating all of shouting and anger of that senior nurses, apologizing many times to patient and family because I cant doing some procedures perfectly

Profesi ini membutuhkan sebuah amanah yang luar biasa
Raga yang tidak hanya terampil tetapi juga kolaborasi antara critical thinking dan jiwa “caring” 

Don’t treat the illness..but caring the patient
Huffff…..

I wish to have quite a long holiday after this
Really, I need some refreshing although just 3 days..without assignment, just free
Tetapi..
Semakin lama saya mengeluh, semakin lama saya tersadar
Ada banyak orang di sana yang mungkin menunggu saya untuk sukses
Senyuman ayah-ibuk di rumah, suara lewat telepon mereka di pagi hari yang selalu tidak pernah bosannya mengingatkan untuk bersemangat, untuk terus bersabar, dan bertahan
Saya harusnya malu dengan mereka..
Pernahkah ayah mengeluh dengan panasnya terik matahari di jalanan, betapa pegalnya punggung dan kaki untuk terus berjalan dan berdiri sepanjang hari, atau betapa menyesakkannya debu jalanan?
Pernahkah ibu mengeluh tentang betapa menyusahkannya merawat seorang manusia mulai dari bayi sampai sekarang dia mampu berjalan dan berlari dengan kakinya sendiri, melepaskan impiannya demi merawat seorang anak, menahan serangan asma di setiap malam yang dingin, menahan untuk tidak membeli alat nebulizer dan memilih menyimpannya untuk keperluan kuliah anak semata wayangnya…
Pernahkah saya tersadar akan beratnya masa kecil saya, sosok kecil dalam memori saya yang terjaga di subuh buta, mengayuh sepeda mininya menembus kabut dan gelap, harus menempuh perjalanan dua jam dua daerah untuk sampai di sekolah, pernah tersadarkah saya akan sosok kecil yang tidak pernah mengeluh meski tangan kecilnya harus menundukkan kerasnya batu demi sebuah upah untuk membantu biaya sekolah, pernahkah saya tersadar akan semangat dan mimpi mimpi yang pernah tercetus lantang di kala kecil dulu…
Seharusnya saya malu untuk terus mengeluh..
Atau malah tidak sepantasnya untuk mengeluh demi tetesan keringat yang sudah mereka korbankan
Yeah, I should be shame
Ya saya mungkin innocent, saya mungkin terlihat begitu rapuh, dan mudah mengeluh
Tetapi saya mencoba untuk tetap bertahan, mengabaikan semuanya, dan mencoba untuk terus melangkah, berjalan, dan kemudian berlari..
Ada banyak orang yang sudah lari jauh mendahului saya…
Demi mereka semua…
doing work as best as I could do
and run to the dream!
I hope to find a little patch of joy in my everyday, enjoying the progress,
and I wish one day..
I could wake up and find myself as a person whom I’ve always been dreaming to be.

“Our greatest glory is not in never falling, but in getting up every time we do.”
(Confucius)


separador

0 comments:

Posting Komentar

thank you for reading, please leave a comment